Rabu, 27 Juni 2012

BID’AH-BID’AH YANG MENYEBAR DI BULAN RAJAB

 
1. Sholat Ar Raghaaib.
Sholat Ar Raghaaib ini diamalkan di setiap awal Jum’at di bulan Rajab. Ketahuilah semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala merahmatimu- bahwa mengagungkan hari ini, malam ini sesungguhnya diadakan ke dalam Din Islam ini setelah abad keempat Hijriyah. (Lihat literatur berikut ini tentang bid’ahnya sholat Raghaib :
  1.   “Iqtida’ As Shiratul Mustaqim” : hal.283. Dan “Tulisan Ilmiyah diantara dua orang Imam : Al ‘Izz bin ‘Abdus Salam dan Ibnu As Sholah sekitar Sholat Raghaaib.” 
  2.  “Al Ba’itsu ‘Ala Inkari Al Bida’ wa Al Hawaadist” : hal. 39 dan seterusnya. 
  3.   “Al Madkhal” oleh Ibnu Al Haaj : 1/293. 
  4.   “As Sunan wal Mubtadi’aat” : hal. 140. 
  5.   “Tabyiinul ‘Ujab bima warada fi Fadhli Rajab” : hal. 47. 
  6.   “Fataawa An Nawawiy” : hal. 26. 
  7.   “Majmu’ Al Fataawa oleh Ibnu Taimiyah” : 2/2. 
  8.   “Al Maudhuu’aat” : 2/124. 
  9.   “Allaalaaiy Al mashnu’ah” : 2/57. 
  10.  “Tanzihus Syari’ah” : 2/92. 
  11.  “Al Mughni ‘anil Hifdzi wal Kitab” : hall. 297- serta bantahannya : Jannatul Murtaab. 
  12.  “Safarus Sa’adah” : hal. 150. 

Sepakat ‘Ulama tentang hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan Rajab adalah palsu, sesungguhnya telah diterangkan oleh sekelompok Al Muhaditsin tentang palsunya hadits sholat Ar Raghaaib diantara mereka ialah : Al Haafidz Ibnu hajar, Adz Dzahabiy, Al ‘Iraaqiy, Ibnu Al Jauziy, Ibnu Taimiyah, An Nawawiy dan As Sayuthiy dan selain dari mereka. Kandungan dari hadits-hadits yang palsu itu ialraah mengenai keutamaan berpuasa pada hari itu, mendirikan malamnya, dinamakan “shalat Ar Raghaaib,” para ahli Tahqiiq dikalangan ahli ilmu telah melarang mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa, atau mendirikan malamnya melaksanakan sholat dengan cara yang bid’ah ini, demikian juga pengagungan hari tersebut dengan cara membuat makanan makanan yang enak-enak, mengishtiharkan bentuk bentuk yang indah indah dan selain yang demikian, dengan tujuan bahwa hari ini lebih utama dari hari hari yang lainnya.

2. Sholat Ummu Daawud di pertengahan bulan Rajab.
Demikian juga hari terakhir dipertengahan bulan Rajab, dilaksanakan sholat yang dinamakan sholat “Ummu Daawud” ini juga tidak ada asholnya sama sekali. “Iqtidaus Shiraatul Mustaqim” : hal. 293.
Berkata Al Imam Al Hafidz Abu Al Khatthaab : “Adapun sholat Ar Raghaaib, yang dituduh sebagai pemalsu hadits ini ialah : ‘Ali bin ‘Abdullah bin jahdham, dia memalsukan hadits ini dengan menampilkan rawi rawi yang tidak dikenal, tidak terdapat diseluruh kitab.” Pembahasan Abu Al Khatthaab ini terdapat dalam : “Al Baa’its ‘Ala Inkaril Bida’ wal Ahadist” : hal. 40. Abul Hasan : ‘Ali bin ‘Abdullah bin Al Hasan bin Jahdham, As Shufiy, pengarang kitab : “Bahjatul Asraar fit Tashauf”. Berkata Abul Fadhal bin Khairuun : Dia pendusta. Berkata selainnya : Dia dituduh sebagai pemalsu hadits sholat Ar Raghaaib. Lihat terjemahannya dalam : “Al ‘Ibir fi Khabar min Ghubar.” : (3/116), “Al Mizan” : (3/142), “Al Lisaan” : (4/238), “Maraatul Jinaan” (3/28), “Al Muntadzim” : (8/14), “Al ‘Aqduts Tsamiin” : (6/179). Asal daripada sholat ini sebagaimana diceritakan oleh : At Thurthuusyiy dalam “kitabnya” : “Telah mengkhabarkan kepada saya Abu Muhammad Al Maqdisiy, berkata Abu Syaamah dalam “Al Baa’its” : hal. 33 : “Saya berkata : Abu Muhammad ini perkiraan saya adalah ‘Abdul ‘Aziz bin Ahmad bin ‘Abdu ‘Umar bin Ibraahim Al Maqdisiy, telah meriwayatkan darinya Makkiy bin ‘Abdus Salam Ar Rumailiy As Syahiid, disifatkan dia sebagai As Syaikh yang dipercaya, Allahu A’lam.” Berkata dia: tidak pernah sama sekali dikalangan kami di Baitul Maqdis ini diamalkan sholat Ar
Raghaaib, yaitu sholat yang dilaksanakan di bulan Rajab dan Sya’ban. Inilah bid’ah yang pertama kali muncul di sisi kami pada tahun 448 H, dimana ketika itu datang ke tempat kami di Baitil Maqdis seorang laki laki dari Naabilis dikenal dengan nama Ibnu Abil Hamraa’, suaranya sangat bagus sekali dalam membaca Al Quran, pada malam pertengahan (malam keenam belas) di bulan Sya’ban dia mendirikan sholat di Al Masjidil Aqsha dan sholat di belakangnya satu orang, lalu bergabung dengan orang ketiga dan keempat, tidaklah dia menamatkan bacaan Al Quran kecuali telah sholat bersamanya jama’ah yang banyak sekali, kemudian pada tahun selanjutnya, banyak sekali manusia sholat bersamanya, setelah itu menyebarlah di sekitar Al Masjidil Aqsha sholat tersebut, terus menyebar dan masuk ke rumah rumah manusia lainnya, kemudian tetaplah pada
zaman itu diamalkan sholat tersebut yang seolah olah sudah menjadi satu sunnah di kalangan masyarakat sampai pada hari kita ini. Dikatakan kepada laki laki yang pertama kali mengada-adakan sholat itu setelah dia meninggalkannya, sesungguhnya kami melihat kamu mendirikan sholat ini dengan jama’ah. Dia menjawab dengan mudah : “Saya akan minta ampun kepada Allah Ta’ala.” Kemudian berkata Abu Syaamah : “Adapun sholat Rajab, tidak muncul di sisi kami di Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480 H, kami tidak pernah melihat dan mendengarnya ebelum ini.” (Al Baa’itsu : hal. 32-33). Fatwa Ibnu As Sholaah tentang sholat Ar Raghaaib, Malam Nishfu Sya’ban

3. Sholat Al Alfiah.
Sesungguhnya As Syaikh Taqiyuddin Ibnu As Sholaah rahimahullah Ta’ala pernah dimintai fatwa tentang hal ini, lalu beliau menjawab: “Adapun tentang sholat yang dikenal dengan sholat Ar Raghaaib adalah bid’ah, hadits yang diriwayatkan tentangnya adalah palsu, dan tidaklah sholat ini dikenal kecuali setelah tahun 400 H, tidak ada keutamaan malamnya dari malam malam yang lainnya. Lihat Hadist hadist ini dalam kitab yang disebutkan di atas hal. 100-101, dan hal. 439-440. Diterjemahkan dari kitab Al Fawaaid Al Majmu’ah Al Ahadiits Al Maudhu’ah karya Syaikhul Islam Muhammad Bin ‘Ali As Syaukaniy (Wafat : 1250 H)

Dikutip dari website http://thullabul-ilmiy.or.id/modules/news/artikel.php?storyid=3
Sumber: www.salafy.or.id

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons