Sebagai legenda, Queen memiliki banyak faktor sehingga kedigdayaannya diakui dunia. Salah satu keunikan band asal Inggris ini adalah peran Brian May melukis warna musik Queen jadi penuh ciri dan berkaratker kuat.
Keistimewaan sound yang dihasilkan Brian May berasal dari gitar istimewa miliknya, yang dinamai "The Red Special". Mengapa istimewa?
Jelas, ketika gitaris rock seangkatannya begitu membanggakan produk pabrikan seperti Gibson (Jimmy Page-Led Zeppelin), atau Fender (R. Blackmore-Deep Purple, Jimmy Hendrix, Eric Clapton, dll), Brian May malah membangun gitarnya sendiri, benar-benar full custom.
Jelas, ketika gitaris rock seangkatannya begitu membanggakan produk pabrikan seperti Gibson (Jimmy Page-Led Zeppelin), atau Fender (R. Blackmore-Deep Purple, Jimmy Hendrix, Eric Clapton, dll), Brian May malah membangun gitarnya sendiri, benar-benar full custom.
Sumber: brianmay.com
Wajar saja bila Sammy Hagar, vokalis Van Halen berucap, "I thought Queen were really innovative and made some great sounding records.. I like the rockin' stuff. I think Brian May has one of the great guitar tones on the planet, and I really, really love his guitar work."
Fakta apa saja seputar gitar istimewa Brian May?
- Gitarnya tersebut dibuat bersama ayahnya saat remaja. Dimulai pada bulan Agustus 1963.
- The Red Special dijuluki juga dengan nama lain: Fireplace atau The Old Lady.
- Brian merancang gitar tersebut untuk mendapat suara feedback sesuai keinginannya.
- Nama The Red Special diambil karena warna gitarnya yang merah marun, dicat berulangkali dengan beberapa lapisan (layer) atau istilahnya Rustin's plastic coating.
- Bagian leher gitar (neck) dibuat dari kayu perapian dari abad ke -18, sehingga gitarnya disebut juga sebagai Fireplace. Membutuhkan kerja keras dan ketelitian bagi Brian dan ayahnya membentuk bagian neck gitar tersebut. Asal tahu, sebenarnya masih ada dua lubang cacing pada kayu tersebut walaupun sudah dibawa keliling dunia bersama grupnya, Queen.
Sumber: brianmay.com
- Selain 3 pick up di body gitarnya, May menambahkan lagi dengan rangkaian distorsi yang menyatu ke badan gitar. Ada beberapa switch guna membentuk karakter yang diinginkan, meskipun tetap memiliki karakter VOX. Pada akhirnya, saat gitaris keriting ini menggunakan VOX AC30, sirkuit elektronik tersebut dinon aktifkan. Lubang bekas switch ditutup dengan tape isolasi.
Sumber:http://www.apakabardunia.com/