Kamis, 11 Agustus 2011

Biografi Abu Bakar Ash Shidiq

Abu Bakar Ash Shidiq Khalifah Rasulullah
   
Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, seorang khalifah besar
pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bukan hanya kaum muslimin yang mengenalnya, bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya.
Panglima besar yang berhasil menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power
Romawi. Dialah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah
bin Ka’ab bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu
‘Anhu.
Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Abu Bakar lalu
menjulukinya ‘atiiqullah minan nar, orang yang dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya
bernama Ummul Khair As-Sahmi binti Shakhr bin ‘Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam.

Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan kegagahannya, akan tetapi
karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan pembenaran terhadap semua apa yang
dikabarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Secara fisik ia seorang yang berbadan
kurus, berdahi menonjol, berpundak sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil.

Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam sampaikan, dia seorang diri membenarkannya. Ia rela merobek habis robekan demi
robekan bajunya untuk menyumbat setiap lubang yang ada di dalam gua di malam hari karena
takut binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya keluar mengganggu Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika orang-orang musyrik mengepung keduanya. Pagi harinya,
Rasulullah menanyakan di mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang terjadi, Rasulullah
mendoakannya menjadi orang yang mempunyai derajat tinggi di jannah.

Ia memiliki beberapa anak. Dari perkawinan dengan Qutaibah dihasilkan Abdullah yang ikut
perang di Thaif dan Asma’, istri Az-Zubair. Qutaibah kemudian dicerai dan wafat pada usia 100
tahun. Perkawinannya dengan Ummu Ruman melahirkan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha (istri
Rasulullah) dan Abdurrahman. Sebelum masuk Islam, Abdurrahman masuk dalam barisan kaum
musyrikin yang memerangi Rasulullah. Namun dalam perang Badr ia baru masuk Islam.

Dari istrinya yang lain yang bernama Asma’ binti ‘Umais melahirkan Muhammad dan dari
Habibah binti Kharijah bin Zaid melahirkan Ummu Kultsum Raadhiyallahu ‘Anha yang dinikahi
shahabat Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘Anhu.

Dari sisi keilmuan, Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu melebihi shahabat lainnya. Banyak fatwa
yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau menyetujuinya. Diangkatnya Abu Bakar
menjadi imam shalat pengganti Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, ditambah adanya hadits
yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada “dua bulan” (Abu Bakar dan ‘Umar)
bila mengalami suatu perselisihan, menjadi saksi atas ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu
Rasulullah wafat orang-orang Muhajirin dan Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah.

Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan rendah hati. Tak lama setelah
diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia bukanlah orang yang terbaik, memerintah rakyatnya
mengikuti syariat dan tidak mengadakan bid’ah. Bila ia baik minta diikuti dan bila menyimpang
ia minta diluruskan.

Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mengabarkan bahwa Abu Bakar Radhiyallahu
‘Anhu sakit karena wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga menyebabkan
kematiannya. Ahli sejarah menulis Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu wafat antara waktu Maghrib
dan ‘Isya pada hari Rabu bulan Rabi’ul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63 tahun. Wallahu a’lam.
 
Bacaan: Shifatush Shafwah, Al-Imam Ibnul Jauzi
Sumber: www.asysyariah.com 


*Keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq 
Anas  meriwayatkan  dari  Abu  Bakr  bahwa  ia  berkata:  "Saya  pernah  berkata  kepada
Rasululloh ketika kami berdua berada dalam gua: ‘Sekiranya salah seorang melihat ke arah
telapak kakinya pasti dapat melihat kita!’ beliau bersabda: ‘Bagaimana perkiraanmu wahai
Abu Bakr jika ada dua orang sedang Alloh yang ketiganya.’" (HR. Bukhori dan Muslim)
'Aisyah  meriwayatkan  bahwa  Rasululloh  pernah  berkata  kepadanya  saat  beliau  sakit:
"Panggilah  Abu  Bakr  kemari,  ayahmu,  dan  saudara  laki-lakimu  agar  aku  menulis  sebuah
pesan,  sebab  aku  khawatir  akan  muncul  orang  yang  berharap  lalu  berkata:  ‘Aku  lebih
berhak.’  Sesungguhnya  Alloh  dan  segenap  kaum  mukminin  hanya  rela  menerima  Abu
Bakr." (HR. Muslim)
Jubeir  bin  Mu'thim  meriwayatkan:  "Seorang  manusia  datang  menemui  Rasululloh.
Kemudian  Rasululloh  menyuruhnya  agar  datang  di  lain  hari.  Wanita  itu  bertanya:
‘Bagaimana  jika  nantinya  aku  tidak  menemuimu  lagi?’  Maksudnya  bagaimana  bila  beliau
telah  wafat?  Rasululloh  menjawab:  ‘Jika  engkau  tidak  menemuiku  maka  temuilah  Abu
Bakr.’” (HR. Bukhori dan Muslim)

Ketiga hadis di atas cukuplah menjadi bukti kuat bahwa Rasululloh mengangkat Abu Bakr
menjadi khalifah sepeninggal beliau. Sebagaimana juga Rasululloh mengangkatnya menjadi
imam  sholat  sewaktu  beliau  masih  hidup.  Demikian  juga  kaum  muslimin  telah  sepakat
mengangkat Abu bakr menjadi khalifah dan membaiatnya.
Di antara hadis yang menjelaskan keutamaan Abu Bakr adalah hadis: "Andaikata aku akan
mengangkat  seorang  khalil  (kekasih)  dari  umatku  niscaya  aku  angkat  Abu  Bakr,  tetapi
cukuplah sebagai saudara dan sahabatku. Sungguh Alloh telah mengangkat sahabat kalian
ini (maksudnya diri beliau sendiri) menjadi khalil-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat disebutkan salah satu keutamaan beliau yakni beliau masuk surga
dari kedelapan pintunya. Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia
berkata  "Ayah  dan  ibuku  menjadi  tebusannya  wahai  Rasululloh,  cukuplah  seseorang
dipanggil  dari  salah  satu  pintu  tersebut,  lalu  adakah  yang  dipanggil  dari  seluruh  pintu?"
Rasululloh menjawab "Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari
seluruh pintu wahai Abu Bakr!"
Diantara keutamaannya adalah beliaulah yang menginfakkan seluruh hartanya fisabilillah.
Oleh  sebab  itu  Rasululloh  bersabda  "Sesungguhnya  yang  paling  besar  jasanya  padaku
dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakr." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan  beliau  termasuk  sahabat  yang  paling  banyak  mengerjakan  amal  kebajikan  dan
termasuk yang terdepan daripada sahabat lainnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh  Abu  Hurairah  bahwa  Rasululloh  bersabda,  "Siapakah  diantara  kalian  yang  berpuasa
pada hari ini?” Abu Bakr menjawab "Saya!" Rasul bertanya lagi "Siapakah diantara kalian
yang  mengiringi  jenazah  pada  hari  ini?"  Abu  Bakr  menjawab  "Saya!".  "Siapakah  yang
memberi  makan  fakir  miskin  pada  hari  ini?"  tanya  Rasul  lagi.  "Saya!"  jawab  Abu  Bakr.
"Siapakah  diantara  kalian  yang  menjenguk  orang  sakit  pada  hari  ini?"  tanya  Rasul  pula.
"Saya!"  jawab  Abu  Bakr.  Kemudian  Rasululloh  bersabda  "Tidaklah  terkumpul  perkara
tersebut pada seorang hamba kecuali pasti masuk surga." (HR. Muslim)

Itu  hanya  sebagian  dari  keutamaan  beliau.  Beliau  adalah  penghulu  para  sahabat,  yang
paling utama dan paling disayangi oleh Rasululloh. Dalam Shahih Al-Bukhori diriwayatkan
bahwa  ketika  para  sahabat  berkumpul  di  aula  Bani  Sa'idah,  Umar  berkata  "Justru  kami
akan membaiatmu! Engkau adalah penghulu kami, orang terbaik diantara kami dan yang
lebih dicintai oleh Rasululloh daripada kami semua." Lalu Umar meraih tangan Abu Bakr dan
membaiatnya. Lantas kaum muslimin pun membai'at beliau.
Rasululloh  telah  mendoakan  ampunan  untuk  Abu  Bakr,  beliau  berdoa:  "Semoga  Alloh
mengampunimu  wahai  Abu  Bakr!"  beliau  megucapakan  tiga  kali.  Lalu  beliau  bersabda
"Sesungguhnya  Alloh  telah  mengutusku  kepada  kalian  namun  kala  itu  kalian  katakan
'Engkau  berdusta!'  Sedang  Abu  Bakr  berkata  'Engkau  benar!'  Ia  mengorbankan  jiwa  dan
harta  bendanya  untuk  membelaku.  Lalu  apakah  kalian  hendak  meninggalkan  sahabatku
itu?" beliau mengucapakan ucapan itu dua kali. Maka tidak ada yang berani mengganggu
Abu Bakr setelah itu. (HR. Bukhori)

Beliau adalah sebaik-baik hamba yang pernah menjadi khalifah. Al-Ajjuri meriwayatkan dari
Abdullh  bin  Ja'far  At  Thayyar,  ia  berkata  "Saat  Abu  Bakr  memimpin  kami,  beliau  adalah
sebaik-baik  khalifah,  kasih  sayang  kepada  kami  dan  yang  paling  lemah  lembut  kapada
kami." (HR. Bukhori)

Imam  Al-Laaikaai  meriwayatkan  dari  Zaid  bin  Ali  bin  Al-Husein  bin  Ali  bin  Abi  Tholib,  ia
berkata: "Abu Bakr Ash-Shiddiq adalah imam para syakirin" kemudian beliau membaca ayat
"Dan  Alloh  akan  memberi  balasan  kepda  orang-orang  yang  bersyukur."  [Ali-Imron:144]"

(Syarah Ushul I'toqod karangan Al-Laaikaai).
Diriwayatkan  dari  Muhammad  bin  Ali  bin  Husein  ia  berkata,  "Seorang  laki-laki  datang
menemui  ayahku  lalu  berkata:  ‘Ceritakan  padaku  perihal  Abu  Bakr!’  Ayahku  berkata:
‘Apakah  engkau  bertanya  tentang  Ash-Shiddiq?’,  ‘Apakah  engkau  menyebutnya  Ash-Shiddiq?’ Ayahku berkata ‘Celaka engkau, hamba yang lebih baik dariku telah menyebutnya
Ash-Shiddiq,  yakni  Rasululloh,  kaum  Muhajirin  dan  Anshor.  Barangasiapa  tidak
menyebutnya Ash-Shiddiq niscaya Alloh tidak akan membenarkan ucapannya. Pergilah dan
cintailah  Abu  Bakr  dan  Umar  serta  berikanlah  loyalitasmu  kepada  keduanya.  Apa  yang
terjadi setelah itu maka dirikulah menjadi tebusannya!’"
Demikianlah sekilas keutamaan Abu Bakr. Beliau adalah sahabat yang paling utama, paling
berani, paling taat, dan paling mulia. Selayaknyalah beliau mejadi suri teladan bagi setiap
muslim setelah Rasululloh.

(Disarikan dari terjemahan: Al-Ibanah Lima lish Shahabah minal Manzilah wal Makaanah)
 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons